Kamis, 10 Desember 2009

Sifat Marah

Sifat marah merupakan tabiat manusia yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan. Semua orang pasti pernah marah, namun sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridlai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridlai. Karena itulah kita diperintahkan untuk mengendalikannya agar tidak sampai menimbulkan efek negatif, bukan hanya untuk diri sendiri bahkan juga bisa berakibat pada orang lain.

Dalam sebuah riwayat yang pernah saya baca disebutkan bahwa sesungguhnya kemarahan adalah bara api yang dilemparkan oleh syaithan ke dalam lubuk hati bani Adam. Oleh sebab itulah anda bisa melihat kalau orang sedang marah maka kedua matanya pun menjadi merah dan urat lehernya menonjol dan menegang. Bahkan terkadang rambutnya ikut rontok dan berjatuhan akibat luapan marah. Dan berbagai hal lain yang tidak terpuji timbul di belakangnya. Sehingga terkadang pelakunya merasa sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia lakukan.”

Menurut Promod Batra dalam bukunya Born To Win, kita dianjurkan untuk belajar dari sebatang korek api. Korek api memiliki kepala, namun tidak punya otak. Oleh karena itu, setiap ada gesekan kecil korek api langsung terbakar. Ketika ada orang bikin memancing emosi kita, barangkali darah kita langsung naik ke ubun-ubun, tangan sudah gemetar mau memukul, sumpah serapah sudah berada di ujung lidah tinggal menumpahkan saja, tapi kita mempunyai kepala tapi juga mempunyai otak, maka dengan otak itu seharusnya kita dapat mengurangi marah dan ketika kita mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita termasuk orang yang kuat. Sebagaimana sabda Rasulullah; “Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah” (H.R. Malik).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya nasihat.” Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Bukhari).


Beberapa cara yang dilakukan untuk menanggulangi marah antara lain adalah;

  1. Membaca ta’awudz yaitu, “A’udzubillahi minasy syaithanir rajiim”.

Rasulullah bersabda Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A'uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (H.R. Bukhari Muslim).

  1. Segeralah berwudhu.

Rasulullah bersabda Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah (H.R. Abud Dawud).

  1. Mengingat besarnya pahala orang yang bisa menahan luapan marahnya.

  2. Mengambil sikap diam, tidak berbicara.

Sebuah hadist dikatakan Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah (H.R. Ahmad).

  1. Duduk atau berbaring.

Dalam sebuah hadist dikatakanKalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah (H.R. Abu Dawud).

  1. Sujud (sholat)

Dalam sebuahhadist dikatakan Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud). (H.R. Tirmidzi)

  1. Memikirkan betapa jelek penampilannya apabila sedang dalam keadaan marah.

  2. Mengingat agungnya balasan bagi orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain.

  3. Meninggalkan berbagai bentuk celaan, makian, tuduhan, laknat dan cercaan karena itu semua termasuk perangai orang-orang bodoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar